Penilaian Kinerja Seseorang
https://orangmajalengka.blogspot.com/2012/11/penilaian-kinerja-seseorang.html
Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja seseorang menurut Schuler dan Jackson
(1999:11) salah satunya dapat dilihat berdasarkan hasil (output). Berdasarkan
pendapat tersebut maka kinerja guru dapat dilihat melalui hasil (output) yang
salah satunya adalah hasil prestasi siswa berupa nilai ujian atau sejenisnya.
Fenomena yang terjadi berdasarkan data terbaru dari Bappenas (2010:13),
menunjukkan masih banyaknya guru yang memiliki kemampuan yang rendah dalam
memahami mata pelajaran yang diajarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman guru untuk tiap mata pelajaran masing-masing sekitar 57 % (persen)
sampai 77 % (persen), dan 45 % (persen) sampai 63% (persen).
Akadum (2005:1-2) menilai bahwa rendahnya kinerja guru dapat
disebabkan karena beberapa hal antara lain : (1) masih banyak guru yang tidak
menekuni profesinya secara total, (2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru
terhadap norma dan etika profesi keguruan, (3) pengakuan terhadap ilmu
pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan
pihak-pihak terlibat, (4) masih belum smooth-nya perbedaan tentang proporsi,
materi ajar yang diberikan kepada calon guru, (5) masih belum berfungsinya Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi profesi yang berupaya secara
maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.
Sedangkan Ani. M. Hasan (2003:6) mengemukakan bahwa
rendahnya profesionalisme guru disebabkan : (1) masih banyaknya guru yang tidak
menekuni profesinya secara utuh. Dalam hal ini dapat dilihat dengan masih
banyaknya guru yang bekerja di luar jam kerjanya hal ini terjadi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari sehingga tidak ada waktu untuk membaca dan
menulis atau melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan diri; (2)
belum adanya standar professional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara
maju: (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi sebagai pencetak
guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan output-nya kelak di
lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika
profesi keguruan: (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri
karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada
dosen di perguruan tinggi.
Layanan komentar untuk blog orangmajalengka. Silakan tulis komentar Anda di bawah