Sejarah Lengkong Kulon Kec. Sindangwangi - Majalengka
https://orangmajalengka.blogspot.com/2014/10/sejarah-lengkong-kulon-kec-sindangwangi.html?m=0
Desa Lengkong kulon adalah salah satu desa yang ada di Kec. Sindangwangi yang merupakan pemekaran dari desa Lengkong. Ingin tahu sejarah tentang Desa Lengkong Kulon dan beberapa kuwu yang pernah menjabat, mari kita lihat sejarah asal muasal berdirinya desa Lengkong Kulon
Dayang Sumbi mengerti bahwa sangkuriang ingin sekali mempersuntingnya. Sang Ibu tidak kurang bijaksana, lalu mengajukan syarat “ Boleh kamu mempersuntingku asal keinginanku dapat kau penuhi, yaitu supaya dibuatkan Situ yang harus selesai dalam satu malam sebelum fajar”. Sewaktu Sangkuriang membuat Situ (bendungan), Dayang Sumbi melakukan rekayasa dengan membuat Fajar sebelum fajar, dan bisa menggagalkan keinginan anaknya.
Sangkuriang merasa tidak puas lalu murka. Maka terjadilah kejar-kejaran antara Sangkuriang dengan Dayang Sumbi. Sewaktu akan kena Dayang Sumbi mengucapkan Bit, dalam bahasa sunda Bit artinya “jangan dahulu” . Ketika terucap Bit maka terciptalah nama Gunung Galumpit (salah satu nama gunung).
Kejar-kejaran terus belangsung, karena jauhnya yang dikejar, sangkuriang mengucapkan Be. Dalam Bahasa Sunda Be artinya “tidak kena”. Ketika terucap Be maka terciptalah nama Gunung Cabe.
Oleh karena sangkuriang terus mengejar, maka Dayang Sumbi masuk ke lubang (gua) untuk bersembunyi. Ketika Sangkuriang memeriksa lubang tersebut, ternyata yang terlihat adalah bangkong (katak). Kemudian Sangkuriang mengatakan “Asup ka liang aya bangkong”, maka terciptalah nama Lengkong.
Lengkong merupakan dusun yang berlokasi Di Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Dahulu Dusun Lengkong dikelola oleh Buyut Samat, keturunan dari anak Tumenggung Bule dari Sumber, Cirebon. Buyut Samat mempunyai anak bernama Buyut Lana yang mempunyai titel Demang. Buyut Lana mempunyai anak bernama Buyut Senjaya, yang mulai memerintah pada waktu itu karena sudah ada pemerintahan desa.
Kepala Desa
Yang pernah menjabat sebagai Kuwu/Kepala Desa Lengkong
Asal Muasal Desa Lengkong Kulon
Cerita orang-orang terdahulu lengkong adalah Telapakan “Sangkuriang”. Ciri-ciri tersebut adalah Batu Perahu (Batu yang menyerupai perahu) dan Gunung Putri (Gunung tempat seorang Putri). Merupakan salah satu dari cerita/kisah cinta antara anak yang mencintai ibu kandungnya: Anak tersebut bernama Sangkuriang, Sang Ibu bernam Dayang Sumbi.Dayang Sumbi mengerti bahwa sangkuriang ingin sekali mempersuntingnya. Sang Ibu tidak kurang bijaksana, lalu mengajukan syarat “ Boleh kamu mempersuntingku asal keinginanku dapat kau penuhi, yaitu supaya dibuatkan Situ yang harus selesai dalam satu malam sebelum fajar”. Sewaktu Sangkuriang membuat Situ (bendungan), Dayang Sumbi melakukan rekayasa dengan membuat Fajar sebelum fajar, dan bisa menggagalkan keinginan anaknya.
Sangkuriang merasa tidak puas lalu murka. Maka terjadilah kejar-kejaran antara Sangkuriang dengan Dayang Sumbi. Sewaktu akan kena Dayang Sumbi mengucapkan Bit, dalam bahasa sunda Bit artinya “jangan dahulu” . Ketika terucap Bit maka terciptalah nama Gunung Galumpit (salah satu nama gunung).
Kejar-kejaran terus belangsung, karena jauhnya yang dikejar, sangkuriang mengucapkan Be. Dalam Bahasa Sunda Be artinya “tidak kena”. Ketika terucap Be maka terciptalah nama Gunung Cabe.
Oleh karena sangkuriang terus mengejar, maka Dayang Sumbi masuk ke lubang (gua) untuk bersembunyi. Ketika Sangkuriang memeriksa lubang tersebut, ternyata yang terlihat adalah bangkong (katak). Kemudian Sangkuriang mengatakan “Asup ka liang aya bangkong”, maka terciptalah nama Lengkong.
Lengkong merupakan dusun yang berlokasi Di Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Dahulu Dusun Lengkong dikelola oleh Buyut Samat, keturunan dari anak Tumenggung Bule dari Sumber, Cirebon. Buyut Samat mempunyai anak bernama Buyut Lana yang mempunyai titel Demang. Buyut Lana mempunyai anak bernama Buyut Senjaya, yang mulai memerintah pada waktu itu karena sudah ada pemerintahan desa.
Kepala Desa
Yang pernah menjabat sebagai Kuwu/Kepala Desa Lengkong
- Buyut Sanjaya – Lengkong
- Bapak Kedung – Lengkong
- Bapak Rengadinata – Lengkong
- Bapak Arsawi Jaya – Lengkong
- Bapak Wirasantana – Lengkong
- Bapak Sutawijaya – Lengkong
- Bapak Wiramiharja | 1938 – 1949 | Lengkong
- Bapak Margono | 1950 – 1959 | Lengkong
- Bapak Suharja | 1960 – 1965 | Lengkong
- Bapak Abun Sopandi | 1966 – 1979 | Lengkong
- Bapak Wardi | 1980 – 1989 | Lengkong Kulon
- Bapak Bani | 1990 – 1998 | Lengkong Kulon
- Bapak Danu Sakiwijaya | 1999 – 2008 | Lengkong Kulon
- Bapak Wiharja | 2008 – 2014 | Lengkong Kulon
Oge enya tah
BalasHapusOge enya tah
BalasHapusOge hooh?
BalasHapusUrang ngalaman keur jaman kuwu pak abun jeung pak wardi,,, urang msg sakola sd di budi atikan
BalasHapusSalam ka urang lengkong wetan dan kulon kasadayana,,, by subur
BalasHapusSaya protes terhadap sejarah penamaan ini secara tidak langsung alur cerita ini menghina rakyat lengkong yang di ceritakan sebagai keturunan anak anj*ng, maka saya lebih setuju cerita ini hanya mitos !
BalasHapusSalam pemuda lengkong wetan.
Itu mitos dan meniru vrt Bandung Sangkuriang....jgn mau dibodohi olh mitos yg tdk jls...
BalasHapusTidak ada kaitannya dengan sejarah sangkuriang ,, sejarah yg asal asalan ini
BalasHapus